cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Matoa
ISSN : 23379200     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Matoa terbit 2 kali setahun oleh Program studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Makassar. Jurnal ini merupakan sarana komunikasi (open access) dengan ISSN 2337-9200 dan penyebarluasan hasil penelitian mengenai agroforestry, mangrove, kebijakan kehutanan, kewirausahaan kehutanan, sosial ekonomi kehutanan dan teknologi hasil hutan.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue " Vol 3, No 6 (2015): JURNAL MATOA KEHUTANAN" : 7 Documents clear
KAJIAN USAHA TANI HUTAN RAKYAT JATI DI DESA LAMBIKU KECAMATAN NAPABALANO (Farming Study Teak’s Community Forest at Lambiku’s Teak Community Forest Farming Study At Lambiku Village Napabalano District) Salim Mando, La Ode Agus; Midi, La Ode; Hasani, Umar Ode; Setiawan, Agus
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 3, No 6 (2015): JURNAL MATOA KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lambiku Silvan society was relative so long develops farming teak community forest with agroforestry system. But, until currently havent available research that to study about community forest patterns teak and acquired financial gain farmer at silvan that.This research is executed by use of analisis descriptive survey method. Witting prescribed sample to farmer that have plant genus community forest teak. Herein gets to be divided 2 (two) observing category, which is : 1) teak community forest to know people forest patterns and potency dimension in shaped total diamater measure, and tall treed; 2) farmer to know any kind which gets bearing hand in glove with farming activity. Farmer sample take as respondent as bases farm ownership extent. Strata I, its extent is smaller of 1,00 ha; Strata II, 1,00 - 2,00 ha; and Starata III, are even greater of 2,00 ha. Each strata consisting of 10 respondents, so total respondent becomes 30 person. Result observationaling to point out that 1) Found 4 (four) pattern plants out teak commnuity forest farming which is : a) Pattern I to cover type: wood, plantation, and perennial; b) Pattern II covers: wood, plantation, perennial and fruit; c) Pattern III to cover type: wood, plantation, and grass; Pattern IV to cover type: wood, plantation, and fruit. 2) nominal gain of teak community forest farming which is: a) Pattern I as big as Rp.  666. 066. 182,50, b) patterns II as big as Rp. 642. 246. 423,80; c ) Patterns III as big as Rp. 739. 033. 043,40 and d.) Pattern IV. as big as Rp. 711. 528. 320,65. Each farming pattern teak community forest so reasonable financial ala for contrived because have point as follows: a ) Pattern I: NPV = Rp 57. 920. 525,87, BCR = 2,90, IRR = 14%; b) Pattern II : NPV = Rp. 54.074.191,37, BCR = 2,67, IRR = 14%; c) Pattern III : NPV = Rp. 70.416.104,65, BCR = 3,99, IRR = 14%; d) Pattern  IV : NPV = Rp. 66.490.033,66, BCR = 3,67, IRR = 14%.  Key words:  Pattern Farming, Teaks community forest, NPV, BCR, IRR
PENGETAHUAN LOKAL PEMILIHAN JENIS POHON PADA SISTEM AGROFORESTRI ILENGI BERDASARKAN FAKTOR BIOFISIK, BENTANG ALAM DAN SOSIAL EKONOMI (Studi Kasus Pada Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Hutan Pendidikan di Desa Dulamayo Barat, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo) Hiola, Abdul Samad
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 3, No 6 (2015): JURNAL MATOA KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Land use system which combining  trees crop with food crop or livestock knowed as agroforesty system.  Agroforestry system on landscape rainfeed at Village of Dulamayo Barat local community called "ilengi". Agroforestry ilengi over time formed like natural forest.  Agroforestri ilengi as main sources livelihood local community. Therefore conducted researches about local knowledge of selection the tree species based on biophysical factors, landscape factors and social economic factors. The purpose of this study to know Agroforestri ilengi characteristics, farmers knowledge about the selection of tree species, The method used in this research by analyzing the the local user value index (LUVI). The result showed biophysical factors, socio-economic landscape and farmers as the main consideration in the selection of tree species in Agroforestri land ilengi.Key word : Ilengi sgroforestry system, selection of tree species
SISTEM DAN POLA PENGATURAN HASIL PANEN JATI RAKYAT DI KECAMATAN AMALI KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN Dalya, Nurdin; Muthmainnah, Muthmainnah
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 3, No 6 (2015): JURNAL MATOA KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaturan hasil hutan adalah penentuan porsi hutan (dalam luas areal ataupun volume kayu) yang dipungut setiap tahun atau periode tertentu yang menjamin kelestarian produksi atau pengusahaan dan kelestarian hutan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pemungutan hasil panen jati rakyat yang sedang berlangsung, mengetahui potensi hutan jati rakyat serta merumuskan pengaturan hasil panen hutan jati rakyat yang lestari. Pengambilan sampel untuk penelitian dilakukan secara purposive sampling. Kriteria lokasi yang dipilih mempertimbangkan : (1) memiliki hutan jati rakyat yang dikelola oleh rakyat (2) menggambarkan berbagai kondisi pemanenan hutan jati rakyat berupa luas lahan kepemilikan, pola tanam yang digunakan, potensi, penyebaran, teknik pemanenan, serta aksesibilitas. Hasil penelitian menunjukkan Sistem pemungutan hasil yang diterapkan oleh masyarakat berdasarkan cara penebangan menerapkan sistem tebang pilih dengan bentuk hasil shortwood system. Tanaman jati rakyat di Kecamatan Amali memiliki luas kurang lebih 65 ha dengan potensi 640,857 m3 dengan jumlah pohon sebesar 1.895 batang.  Potensi volume per ha pohon jati rakyat yang diperoleh sebesar 13,05 m3 per ha dan potensi pohon siap panen dengan batas limit diameter sebesar 603,022 m3 sedangkan jumlah pohon siap tebang berdasarkan limit diameter sebanyak 1.225 batang. Sistem silvikultur yang digunakan adalah tebang pilih dengan limit diameter untuk pola tanam campuran dan batas kebun. Sedangkan pola tanam silvikultur monokultur menggunakan sistem tebang habis dengan trubusan. Penebangan dapat dilakukan pada limit diameter (≥ 15 cm) serta tetap mengacu pada aspek kelestarian berupa penaman kembali areal bekas tebangan dan permudaan alami maupun buatan.Kata Kunci : Pengaturan Hasil, Jati Rakyat, Pemanenan 
EVALUASI PENANAMAN KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI KECAMATAN BAJENG BARAT DAN KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA SULAWESI SELATAN Sribianti, Irma; Molo, Hasanuddin; Mustafa, Mustafa
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 3, No 6 (2015): JURNAL MATOA KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan penanaman pada kelompok pengelola Kebun Bibit Rakyat di Kabupaten Gowa berdasarkan indikator keberhasilan penanaman oleh kelompok tani. Populasi dalam Penelitian yaitu 3 kelompok tani pengelola Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang terdapat di Desa Tanabangka, Kecamatan Bajeng Barat dan Desa Pabbentengan, Kecamatan Bajeng dan juga Desa Pannyangkalang, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dan dijadikan sampel berjumlah 23 orang yang diambil secara sensus. Data dalam penelitian terdiri dari data primer meliputi data jumlah bibit penanaman awal dan jumlah bibit pada saat pengambilan data, dan data sekunder meliputi data populasi daerah, keaadaan wilayah. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif Kuantitaf.Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan penanaman Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang dilakukan oleh responden mencapai 92.88 % (14.784) persen tumbuh dari total penanaman awal 15.917 bibit, dengan luas lahan 17.2 Ha.
ANALISIS KONTRIBUSI HASIL HUTAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI SEKITAR HUTAN LINDUNG Puspaningrum, Dian
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 3, No 6 (2015): JURNAL MATOA KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat sekitar hutan telah banyak memanfaatkan hasil hutan dari keberadaan hutan lindung tersebut, seperti kayu bakar, air nira, kemiri, cengkeh, ijuk dan daun aren, sayuran hutan, pakan ternak, kayu untuk kandang ternak, tanaman obat dan lain lain, namun tidak diketahui berapa nilai ekonomi dan kontribusi hasil hutan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai kontribusi hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa sekitar hutan. Hasil penelitian menunjukkan jenis-jenis hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Malahu adalah cengkeh (Eugenia aromatika), kemiri (Aleurites moluccana), durian (Durio zibethinus), kayu manis (Cinnamomum burmanii) dan aren (Arenga pinnata). Nilai ekonomi hasil hutan yang paling besar adalah Aleuritus moluccana dengan persentase nilai jenis sebesar 46.63 % yaitu Rp.2.171.296.30,- /tahun.  Hasil hutan yang dimanfaatkan oleh responden memberikan kontribusi sebesar Rp. 5.008.093 atau 70% dari pendapatan dari luar hutan atau pendapatan sampingan.Kata kunci : kontribusi ekonomi, hasil hutan
TINGKAT MOTIVASI PETANI DALAM USAHA BUDIDAYA ULAT SUTERA (Bombyx mori Linnaeus) DI DESA MATA ALLO KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG Hikmah, Hikmah; Molo, Hasanuddin; Sunarti, Sunarti
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 3, No 6 (2015): JURNAL MATOA KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi petani dalam usaha budidaya ulat sutera di Desa Mata Allo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Objek penelitian ini adalah masyarakat petani ulat sutera di Desa Mata Allo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Sampel dalam penelitian ini adalah petani dengan jumlah 30 orang. Penentuan sampel dilakukan  secara sensus dengan mengambil semua petani sebagai responden Batasan-batasan  operasional yang digunakan dalam penelitian ini mencakup petani,, motivasi,faktor internal  dan faktor eksternal. Teknik pengumpulan data dilakukan Teknik pengumpulan data dilakukan lewat survei primer (penyebaran kuesioner kepada responden) dan survei sekunder (kunjungan instansional). Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif  secara  analitik  yaitu  mengungkapkan  suatu  masalah  dan  keadaan sebagaimana  adanya,  sehingga  hanya  merupakan penyingkapan  fakta. Hasil penelitian menunjukkan tingkat motivasi petani dalam budidaya usaha ulat sutra Desa Mata Allo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang tergolong  tinggi dengan rata-rata 2,2. Faktor internal dalam usaha budidaya ulat sutra tergolong tinggi rata-rata 2,03 dan faktor eksternal yang mempengaruhi budidaya ulat sutera tergolong sangat tinggi dengan nilai 2,75.
Persepsi Masyarakat Terhadap Hutan Pendidikan Bissoloro Universitas Muhammadiyah Makassar Hikmah, Hikmah; Latifah, Husnah; Rahmat, Rahmat
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 3, No 6 (2015): JURNAL MATOA KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Mengetahui persepsi masyarakat terhadap Hutan Pendidikan Bissoloro Universitas Muhammadiyah Makassar di Desa Bissoloro Kabupaten Gowa. Objek penelitian ini adalah Masyarakat yang bermukim di areal hutan pendidikan Bissoloro dan disekitar Hutan Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bermukim di areal hutan pendidikan dan di sekitar hutan pendidikan Bissoloro Universitas Muhammadiyah Makassar di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau simpel random sampling. Batasan-batasan  operasional yang digunakan dalam penelitian ini mencakup persepsi, hutan pendidikan, pengembangan, masyarakat, respon dan responden. Teknik pengumpulan data dilakukan lewat survei primer (penyebaran kuesioner kepada responden) dan survei sekunder (kunjungan instansional). Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif  secara  analitik  yaitu  mengungkapkan  suatu  masalah  dan  keadaan sebagaimana  adanya,  sehingga  hanya  merupakan  penyingkapan  fakta. Hasil analisis menunjukkan responden yang termuda adalah usia 17 tahun dan usia tertua adalah usia 60 tahun. tingkat pendidikan responden yang paling banyak tidak sekolah berjumlah 42 orang (41,58%), dan responden yang telah bergelar sarjana (S1) berjumlah 9 orang (8,91%). pekerjaan responden yang tertinggi adalah Petani 57 Orang (56,43%) dan yang terendah adalah TNI 2 Orang (1,98%) penduduk  bermata pencaharian sebagai petani yang dominan memiliki ternak.  Oleh karena itu Faktor sosial responden seperti umur, pedidikan, pekerjaan atau mata pencaharian mempunyai hubungan terhadap persepsi masyarakat tentang keberadaan hutan pendidikan di Desa Bissoloro serta Masyarakat sekitar hutan pendidikan Universitas Muhammadiyah di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa setuju bila hutan pendidikan dijadikan hutan religi yaitu hutan untuk kegiatan agama. Kata Kunci: Persepsi, Hutan, Hutan Pendidikan, Persentase.

Page 1 of 1 | Total Record : 7